Media Pribumi - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama santai menanggapi tuntutan warga yang meminta dirinya mundur dari kursi DKI 1.
Warga yang menamakan diri Aliansi Masyarakat Jakarta Utara (AMJU) melakukan penyampaian pendapat tersebut, Jumat, 20 Mei 2016 di DPRD DKI, Jakarta Pusat.
Dalam aksinya, warga meminta DPRD DKI untuk kembali menggulirkan Hak Menyatakan Pendapat (HMP) kepada Ahok. Namun Ahok mengaku tuntutan warga itu telat. Pasalnya sebentar lagi pemilihan Gubernur DKI kembali akan dilaksanakan.
"Kalau sekarang mau HMP suruh saya turun, keburu pemilihan lagi," kata Ahok di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (20/5/2016).
Unjuk rasa yang dimulai sekitar pukul 13.30 WIB itu menuntut agar DPRD DKI menurunkan Ahok dari posisi Gubernur DKI Jakarta. Mereka tak terima karena sejumlah kebijakan Ahok dianggap bertentangan dengan rakyat.
Tak hanya AMJU, adapula massa yang menamakan dari Forum Betawi Rempug (FBR) dan Komunitas Tionghoa Anti Korupsi (Kontak).
Koordinator Kontak Lieus Sungkharisma, mempertanyakan kinerja anggota DPRD DKI Jakarta. Anggota dewan dinilai tak bisa mengawasi kinerja Ahok dan selalu gagal menyatakan hak pendapat kepada orang nomor satu di DKI Jakarta tersebut.
Pernyataan itu disampaikan saat Lieus diterima oleh Komisi A DPRD DKI Jakarta Syarif bersama dengan Wakil Ketua DPRD DKI, Mohamad Taufik.
"Masa satu orang saja enggak bisa sih menyampaikan aspirasi kami. Apa hebatnya dia? Cuma fokus pada konglomerat," ungkap Lieus.
Menurut Lieus, sudah banyak bukti dan detail bagi anggota legislatif untuk menggulingkan Ahok. Sebab, jika sampai seluruh anggota dewan hanya diam, berarti kehormatannya sudah tidak ada.
"Tapi saya pikir kalau sudah jadi anggota DPRD enggak berani lawan. Ini masalah kerhormatan loh," tegas Lieus.
Lieus berharap, legislatif bisa menegakkan kembali Hak Menyatakan Pendapat (HMP) yang sempat bergulir namun sekarang berhenti ditengah jalan.[metrotv]
COMMENTS